Penerbit Pilar Nusantara menerima naskah untuk diterbitkan. Informasi bisa melalui email pilarnusapress@gmail.com

Monday, 9 June 2025

Perbedaan Penerbitan dan Percetakan Buku


Pilarnu.com - Dalam dunia literasi, dua istilah yang sering terdengar namun kerap disalahpahami adalah “penerbitan” dan “percetakan” buku. Menerbitkan buku dan mencetak buku adalah perbedaan yang masih dipahami sama oleh orang awam atau penulis pemula. Keduanya berperan penting dalam proses hadirnya sebuah buku ke tangan pembaca, namun memiliki perbedaan mendasar dalam fungsi, tanggung jawab, dan proses kerja. Banyak orang mengira bahwa penerbit dan percetakan adalah hal yang sama, padahal keduanya memiliki ruang lingkup kerja yang sangat berbeda.

Baca: Perbedaan ISBN dengan E-ISBN yang Salah Kaprah

Dalam industri buku, dua istilah yang sering kali dianggap sama adalah penerbitan dan percetakan. Padahal, keduanya merujuk pada dua tahapan yang sangat berbeda dalam proses menciptakan sebuah buku dan membawanya ke tangan pembaca. Memahami perbedaan mendasar ini adalah kunci untuk mengapresiasi kompleksitas di balik setiap buku yang kita pegang atau baca di layar. Ibaratnya, jika buku adalah sebuah pertunjukan, penerbitan adalah sutradara yang mengarahkan seluruh produksi, sementara percetakan adalah panggung dan alat untuk mementaskan pertunjukan tersebut.

Apa itu Penerbitan Buku?

Penerbitan buku merupakan proses yang jauh lebih luas daripada sekadar mencetak naskah menjadi buku fisik. Penerbitan buku harus melalui proses pengajuan ISBN atau E-ISBN ke Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Penerbit bertanggung jawab sejak awal mula proses produksi buku, yaitu dari penyaringan naskah, penyuntingan, tata letak, desain sampul, hingga pendaftaran ISBN dan pemasaran. Penerbit tidak hanya mengurusi soal bentuk fisik buku, tetapi juga menilai kelayakan isi, memperbaiki kualitas bahasa, serta mengemasnya agar layak dan menarik untuk dibaca. Dengan kata lain, penerbit bertindak sebagai kurator dan produsen intelektual dari sebuah karya.

Proses penerbitan dimulai ketika seorang penulis mengirimkan naskah kepada penerbit. Naskah tersebut akan ditelaah oleh tim redaksi untuk menilai kualitas dan potensi pasar. Jika dianggap layak, maka naskah akan melalui tahap penyuntingan oleh editor profesional. Editor akan memoles bahasa, struktur, dan konsistensi isi agar sesuai dengan standar penerbitan. Setelah itu, naskah masuk ke tahap desain, baik desain isi (layout) maupun desain sampul. Setelah semua siap, barulah naskah tersebut disiapkan untuk dicetak, dipasarkan, dan didistribusikan ke toko buku atau platform digital.

Alur Penerbitan Buku

Penerbitan adalah proses komprehensif yang dimulai jauh sebelum sebuah buku dicetak. Ini adalah inti dari industri buku, melibatkan serangkaian keputusan kreatif, editorial, finansial, dan strategis. Peran utama penerbit adalah menyeleksi naskah yang berpotensi menjadi buku, mengembangkan naskah tersebut hingga siap diterbitkan, dan kemudian memasarkannya kepada khalayak luas. Proses penerbitan biasanya mencakup langkah-langkah berikut:

  • Akuisisi Naskah: Penerbit menerima naskah dari penulis, baik melalui agen sastra maupun submisi langsung. Tim editorial akan mengevaluasi naskah berdasarkan kualitas tulisan, potensi pasar, relevansi, dan kesesuaian dengan lini penerbitan mereka.
  • Penyuntingan (Editing): Setelah naskah diterima, editor bekerja sama dengan penulis untuk memperbaiki naskah dari segi tata bahasa, gaya, struktur, plot (untuk fiksi), akurasi fakta (untuk non-fiksi), dan kejelasan. Tahap ini seringkali melibatkan beberapa putaran revisi.
  • Desain dan Tata Letak (Layout): Tim desain bertanggung jawab untuk menciptakan sampul buku yang menarik dan tata letak interior yang mudah dibaca. Ini termasuk pemilihan font, margin, penempatan gambar, dan elemen visual lainnya yang akan memengaruhi pengalaman membaca.
  • Pemberian ISBN: Penerbit mengurus pemberian ISBN (International Standard Book Number), nomor unik yang mengidentifikasi setiap edisi buku. Ini penting untuk pelacakan dan penjualan di seluruh rantai pasokan.
  • Pemasaran dan Promosi: Ini adalah salah satu aspek paling krusial dari penerbitan. Penerbit mengembangkan strategi pemasaran untuk memperkenalkan buku kepada target pembaca. Ini bisa melalui ulasan media, acara peluncuran, promosi online, kampanye media sosial, dan distribusi ke toko buku.

Distribusi: Penerbit menjalin kerja sama dengan distributor untuk memastikan buku tersedia di toko buku fisik, toko buku online, dan perpustakaan.

Singkatnya, penerbitlah yang mengambil risiko finansial dan intelektual untuk mengubah ide dan naskah menjadi produk yang siap dijual dan menjangkau pasar. Mereka adalah kurator dan pemasar di balik setiap buku.


Baca: Cara Menerbitkan dan Mencetak Buku Anda di CV. Pilar Nusantara

Apa itu Percetakan Buku?

Berbeda dengan penerbit, percetakan buku adalah pihak yang secara teknis mencetak buku menjadi produk fisik. Percetakan tidak menilai isi naskah, tidak menyunting bahasa, dan tidak memiliki andil dalam desain isi maupun sampul, kecuali jika diminta secara khusus. Mereka hanya menerima file akhir dari penerbit atau penulis yang sudah siap cetak, lalu mengatur proses pencetakan mulai dari pemilihan kertas, jumlah eksemplar, hingga proses penjilidan.

Sebagai contoh, jika seorang penulis ingin menerbitkan buku secara mandiri, ia bisa menyusun dan menyunting naskah sendiri, lalu menyerahkannya ke percetakan untuk dicetak. Dalam hal ini, percetakan hanya menjalankan fungsi sebagai penyedia layanan produksi fisik. Namun, buku yang dihasilkan belum tentu memiliki ISBN atau kualitas penyuntingan yang setara dengan buku terbitan penerbit profesional.

Di sinilah letak perbedaan yang sangat penting. Penerbit berperan sebagai lembaga yang menjamin kualitas isi dan legalitas buku, sementara percetakan hanyalah fasilitas produksi. Buku yang diterbitkan melalui penerbit umumnya memiliki ISBN, terdaftar di Perpustakaan Nasional, dan memiliki kualitas yang melewati proses kurasi. Sebaliknya, buku yang hanya dicetak melalui jasa percetakan bisa jadi tidak memiliki nomor ISBN, tidak disunting secara profesional, dan tidak tersedia di toko buku karena tidak melalui jalur distribusi resmi.

Dalam praktiknya, penerbit biasanya bekerja sama dengan percetakan untuk mencetak buku-buku hasil terbitan mereka. Penerbit memilih percetakan berdasarkan kualitas hasil cetak, kapasitas produksi, dan biaya. Beberapa penerbit besar bahkan memiliki percetakan sendiri untuk memastikan kendali penuh terhadap hasil produksi.

Saat ini, perbedaan antara penerbitan dan percetakan semakin penting dipahami, terutama di tengah maraknya self-publishing atau penerbitan mandiri. Banyak penulis pemula yang langsung mencetak bukunya tanpa melalui proses penyuntingan atau kurasi. Akibatnya, kualitas isi dan tampilan buku bisa jauh dari standar profesional. Karena itu, memahami peran penerbit dan percetakan akan membantu penulis menentukan jalur terbaik untuk menerbitkan karyanya.

Alur Percetakan Naskah Buku (Dummy)

Berbeda dengan penerbitan yang berfokus pada konten dan strategi pasar, percetakan adalah tentang proses fisik mengubah naskah digital menjadi buku fisik. Ini adalah tahap manufaktur di mana tinta dan kertas bertemu untuk menciptakan produk yang dapat disentuh. Percetakan seringkali merupakan perusahaan terpisah yang menyediakan jasa pencetakan untuk penerbit.

Proses percetakan meliputi:

  • Pencetakan (Printing): Ini adalah inti dari percetakan. Mesin cetak besar menggunakan tinta untuk mencetak halaman-halaman buku ke gulungan atau lembaran kertas. Teknologi cetak bisa bervariasi, dari offset printing untuk volume besar hingga digital printing untuk cetakan yang lebih kecil atau sesuai permintaan (print on demand). 
  • Penjilidan (Binding): Setelah halaman dicetak, mereka dipotong, dilipat, dan dijilid bersama untuk membentuk buku. Ada berbagai metode penjilidan, seperti jahit benang (sewn binding), lem panas (perfect binding), atau spiral (spiral binding), tergantung pada jenis buku dan kualitas yang diinginkan.
  • Finishing: Tahap ini melibatkan proses seperti laminasi sampul (memberikan lapisan pelindung dan estetika), pemotongan akhir, dan pengepakan.
  • Kontrol Kualitas: Percetakan juga bertanggung jawab untuk memastikan kualitas cetakan, mulai dari warna yang akurat, teks yang jelas, hingga kekuatan penjilidan.

Percetakan tidak terlibat dalam proses editorial atau pemasaran buku. Mereka hanya menerima berkas desain yang telah final dari penerbit dan tugas mereka adalah mereproduksi berkas tersebut menjadi ribuan, ratusan, atau bahkan puluhan eksemplar buku fisik sesuai spesifikasi.

Meskipun berbeda, penerbitan dan percetakan memiliki hubungan yang sangat simbiotik. Penerbit tidak bisa menjual buku fisik tanpa jasa percetakan, dan percetakan tidak akan memiliki buku untuk dicetak tanpa adanya penerbit yang menyiapkan naskah.

Dalam skema besar, penerbit adalah "otak" di balik buku, membuat semua keputusan strategis dan kreatif. Percetakan adalah "tangan" yang mewujudkan keputusan tersebut menjadi produk fisik. Penerbitlah yang menentukan berapa banyak buku yang akan dicetak, jenis kertas yang akan digunakan, atau metode penjilidan, dan kemudian percetakan akan melaksanakan instruksi tersebut.

Pergeseran ke era digital dengan munculnya e-book dan audiobook juga semakin menyoroti perbedaan ini. E-book dan audiobook sepenuhnya berada dalam ranah penerbitan; mereka tidak memerlukan proses percetakan fisik sama sekali. Meskipun demikian, mereka masih memerlukan proses editorial, desain (untuk e-book), pemasaran, dan distribusi digital yang semuanya merupakan bagian dari fungsi penerbitan. 

Memahami perbedaan antara penerbitan dan percetakan adalah fundamental untuk siapa pun yang tertarik pada industri buku, baik sebagai penulis, calon penerbit, atau bahkan pembaca. Penerbitan adalah proses intelektual dan strategis yang mengubah ide menjadi karya yang siap dikonsumsi, lengkap dengan upaya pemasaran dan distribusi. Sementara itu, percetakan adalah proses manufaktur yang mengubah karya digital menjadi bentuk fisik yang dapat kita genggam. Keduanya adalah roda penggerak yang penting dalam siklus kehidupan sebuah buku, bekerja sama untuk membawa cerita dan pengetahuan dari benak penulis ke tangan pembaca.

Simpulannya, penerbitan dan percetakan adalah dua tahap berbeda dalam proses hadirnya sebuah buku. Penerbit berperan sebagai pengelola isi, legalitas, dan kualitas, sedangkan percetakan bertugas mencetak buku secara fisik berdasarkan materi siap cetak. Keduanya saling melengkapi namun tidak dapat disamakan. Memahami perbedaan ini bukan hanya penting bagi penulis, tetapi juga bagi siapa saja yang ingin terlibat dalam dunia literasi secara lebih serius.

  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 comments:

Post a Comment

Item Reviewed: Perbedaan Penerbitan dan Percetakan Buku Rating: 5 Reviewed By: Pilar Nusantara