Dalam dunia penerbitan, dua akronim sering muncul dalam diskusi tentang
identifikasi buku: ISBN dan E-ISBN. Bagi sebagian orang, perbedaan di antara
keduanya mungkin tampak sepele, hanya masalah penambahan huruf 'E' di depan.
Namun, jauh di balik kesamaan nama, terdapat perbedaan fundamental dalam
cakupan, fungsi, dan implikasinya bagi penerbit, penulis, dan pembaca. Memahami
nuansa ini adalah kunci untuk menavigasi lanskap penerbitan modern yang semakin
kompleks.
Baca: Cara Mengubah Skripsi Menjadi Buku Populer
ISBN: Identifikasi Buku Cetak
International Standard Book Number, atau yang lebih dikenal sebagai
ISBN, adalah sistem penomoran unik yang dirancang khusus untuk mengidentifikasi
buku dan produk monografi lainnya. Sejarahnya kembali ke tahun 1960-an, ketika
kebutuhan akan sistem identifikasi yang efisien untuk buku cetak menjadi
semakin mendesak di tengah ledakan produksi buku. Setiap ISBN terdiri dari 13
digit (sebelumnya 10 digit) yang dibagi menjadi beberapa bagian, masing-masing
mewakili informasi spesifik: prefiks (saat ini 978 atau 979), kode kelompok
(negara atau bahasa), kode penerbit, kode judul, dan digit pemeriksa.
Fungsi utama ISBN adalah untuk memfasilitasi pelacakan, pemesanan, dan
pengelolaan inventaris buku cetak secara global. Ketika sebuah buku dicetak,
penerbit mengajukan permohonan ISBN ke badan ISBN nasional di negaranya. Nomor
ini kemudian dicetak pada halaman hak cipta buku, di bagian belakang sampul,
dan sering kali juga di kode batang (barcode). Keberadaan ISBN memungkinkan
distributor, toko buku, perpustakaan, dan bahkan pembaca untuk dengan mudah mengidentifikasi
edisi spesifik dari sebuah karya, memastikan bahwa mereka mendapatkan versi
yang benar dari buku yang mereka inginkan. Ini juga membantu dalam mengelola
hak cipta dan royalti, karena setiap edisi yang berbeda, termasuk edisi revisi
atau format baru, biasanya memerlukan ISBN baru.
E-ISBN: Ciri Khas Buku Elektronik
Seiring dengan revolusi digital dan munculnya buku elektronik (e-book),
kebutuhan akan sistem identifikasi yang setara untuk publikasi digital menjadi
jelas. Di sinilah E-ISBN masuk. Meskipun sering disebut sebagai
"E-ISBN" (dengan 'E' untuk elektronik), secara teknis, ini masih
merupakan bagian dari sistem ISBN yang sama, hanya saja diterapkan pada format
digital. Dengan kata lain, tidak ada standar penomoran terpisah yang disebut
"E-ISBN" yang berbeda dari ISBN. Sebaliknya, ini adalah ISBN yang
dialokasikan untuk edisi elektronik dari sebuah buku.
Penting untuk dicatat bahwa setiap format e-book yang berbeda
(misalnya, EPUB, MOBI, PDF) dari buku yang sama idealnya harus memiliki ISBN-nya
sendiri. Hal ini karena masing-masing format ini mungkin memiliki karakteristik
tata letak, fitur, atau bahkan konten yang sedikit berbeda, yang memerlukan
identifikasi unik. Misalnya, sebuah buku fiksi yang diterbitkan dalam format
cetak akan memiliki satu ISBN. Jika buku yang sama kemudian diterbitkan sebagai
e-book dalam format EPUB, ia akan memerlukan ISBN lain. Jika kemudian
diterbitkan dalam format MOBI, ia akan memerlukan ISBN ketiga. Konsep ini
serupa dengan bagaimana edisi sampul keras dan sampul lunak dari buku yang sama
memiliki ISBN yang berbeda.
Perbedaan ISBN dengan E-ISBN
Untuk memahami perbedaannya, terlebih
dahulu kita perlu mengenal apa itu ISBN. ISBN merupakan kode unik yang
diberikan pada setiap buku yang diterbitkan, baik dalam bentuk cetak maupun
digital. Kode ini terdiri dari tiga belas digit yang mencerminkan negara asal
penerbit, identitas penerbit, nomor urut judul buku, dan satu digit
pemeriksaan. Tujuan utama dari ISBN adalah memberikan identitas unik pada
setiap judul dan format buku, sehingga memudahkan distribusi, katalogisasi,
serta pencatatan secara global dalam dunia perbukuan.
Lalu, apakah E-ISBN adalah hal yang benar-benar berbeda dari ISBN?
Jawabannya tidak sepenuhnya. E-ISBN sesungguhnya bukanlah jenis kode baru yang
terpisah dari ISBN, melainkan sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut ISBN
yang diberikan khusus untuk versi elektronik atau digital dari sebuah buku.
Dengan kata lain, E-ISBN adalah ISBN yang berlaku untuk e-book.
Perbedaan antara ISBN dan E-ISBN terletak
pada medium atau format dari publikasi buku tersebut. ISBN biasa diberikan
untuk buku cetak, sedangkan E-ISBN diberikan untuk buku dalam format digital,
seperti PDF, EPUB, MOBI, dan format lainnya yang digunakan dalam distribusi
e-book. Jika sebuah buku diterbitkan dalam dua format — cetak dan digital —
maka masing-masing format harus memiliki ISBN yang berbeda. Ini penting untuk
membedakan distribusi dan pencatatan dalam sistem penerbitan serta perdagangan
buku.
Contohnya, seorang penulis menerbitkan novel berjudul Pelangi di Ujung Senja
dalam bentuk cetak dan e-book. Versi cetak akan memperoleh satu ISBN, sedangkan
versi digitalnya akan memperoleh E-ISBN yang berbeda. Meskipun isi keduanya
sama, perbedaan format memerlukan identifikasi terpisah karena cara distribusi,
platform penjualan, dan bahkan hak cipta dapat berbeda antara versi cetak dan
digital.
Mengapa hal ini penting? Dalam dunia
penerbitan modern, banyak distributor dan toko buku, baik fisik maupun daring,
bergantung pada sistem identifikasi ISBN untuk mencatat dan memasarkan buku.
Apabila sebuah e-book tidak memiliki E-ISBN, maka keberadaannya akan sulit
terlacak dalam sistem internasional. Begitu juga sebaliknya, jika buku cetak
tidak memiliki ISBN, maka pendistribusiannya melalui jalur resmi akan
terhambat.
Selain itu, bagi para penulis independen
atau self-publisher, memahami perbedaan ini sangat penting agar buku mereka
terdaftar secara sah dan dapat dijangkau oleh pembaca di berbagai platform.
Dengan mengajukan ISBN dan E-ISBN secara terpisah untuk masing-masing format,
mereka dapat memperluas jangkauan pemasaran dan mendapatkan pengakuan formal
atas karya yang diterbitkan.
Di Indonesia, pengelolaan ISBN dan E-ISBN
berada di bawah Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Proses pengajuannya
dilakukan secara daring melalui sistem yang sudah terintegrasi. Pemohon hanya
perlu membuat akun, mengisi data penerbitan, dan melampirkan file terkait, baik
naskah buku maupun dokumen pendukung. Dalam waktu yang relatif singkat, ISBN
atau E-ISBN akan diberikan dan dapat langsung digunakan dalam proses
penerbitan.
Namun, ada satu kesalahan umum yang kerap
terjadi: banyak yang mengira bahwa E-ISBN adalah nomor tambahan atau turunan
dari ISBN buku cetak. Padahal, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,
keduanya adalah identitas berbeda yang berlaku untuk format yang berbeda pula.
Maka dari itu, penting untuk memastikan bahwa setiap versi buku, apakah cetak,
e-book, bahkan audiobook, memiliki ISBN tersendiri.
Perbedaan Krusial dan Implikasinya
Perbedaan paling mendasar antara ISBN yang dialokasikan untuk
buku cetak dan ISBN yang dialokasikan untuk buku elektronik terletak pada
format media yang diwakilinya. ISBN cetak secara eksklusif mengidentifikasi
buku fisik, sementara ISBN elektronik mengidentifikasi versi digital dari
sebuah karya.
Implikasi dari perbedaan ini sangat signifikan:
Pertama, Visibilitas dan Penemuan. ISBN memainkan peran
krusial dalam visibilitas buku di katalog perpustakaan, basis data toko buku
online, dan platform agregator. Memiliki ISBN yang tepat untuk setiap format
memastikan bahwa edisi cetak dan elektronik dapat ditemukan secara independen
oleh calon pembaca. Tanpa ISBN yang terpisah untuk format digital, e-book
mungkin akan "hilang" dalam ekosistem digital.
Kedua, Manajemen Hak Cipta dan Lisensi: Setiap ISBN unik
mengidentifikasi edisi spesifik, yang membantu dalam pengelolaan hak cipta dan
lisensi. Misalnya, hak cipta untuk versi cetak mungkin dijual ke satu penerbit
di satu wilayah, sementara hak untuk versi e-book dijual ke penerbit lain. ISBN
yang berbeda mempermudah pelacakan perjanjian ini.
Ketiga, Pelacakan Penjualan dan Data Analitik: Penerbit
mengandalkan data penjualan yang akurat untuk membuat keputusan bisnis. Dengan
ISBN yang berbeda untuk setiap format, mereka dapat melacak kinerja penjualan
edisi cetak versus edisi digital secara terpisah, memberikan wawasan yang lebih
granular tentang preferensi pasar.
Keempat, Pengelolaan Inventaris: Meskipun e-book tidak
memiliki inventaris fisik, pengelolaan versi dan format digital tetap penting.
ISBN membantu dalam mengidentifikasi dan membedakan antara berbagai versi
e-book, terutama jika ada pembaruan atau revisi.
Kelima, Kredibilitas Profesional: Bagi penulis dan penerbit, penggunaan
ISBN yang tepat untuk setiap format menunjukkan profesionalisme dan kepatuhan
terhadap standar industri. Ini membangun kepercayaan dengan distributor,
pengecer, dan pembaca.
Studi Kasus: Sebuah Buku Fiksi
Mari kita ambil contoh sebuah buku fiksi, "Petualangan
Senja". Pertama, Edisi Sampul Keras (Hardcover): Penerbit akan mengajukan
ISBN untuk edisi ini. Misalnya, 978-602-XXX-XXX-X. Ini adalah ISBN untuk buku
fisik dengan sampul keras. Edisi Sampul Lunak (Paperback): Jika penerbit
kemudian merilis versi sampul lunak dari "Petualangan Senja", mereka
harus mengajukan ISBN baru, karena ini adalah format fisik yang berbeda.
Misalnya, 978-602-YYY-YYY-Y.
Kedua, Edisi E-book (EPUB): Ketika "Petualangan
Senja" dikonversi menjadi e-book dalam format EPUB, penerbit harus
mengajukan ISBN lain untuk format digital ini. Misalnya, 978-602-ZZZ-ZZZ-Z.
Ketiga, Edisi E-book (MOBI): Jika penerbit juga memutuskan untuk
merilis versi MOBI (untuk perangkat Kindle), mereka akan memerlukan ISBN keempat.
Misalnya, 978-602-AAA-AAA-A.
Dalam skenario ini, satu judul buku, "Petualangan Senja",
akan memiliki empat ISBN yang berbeda, masing-masing mengidentifikasi format
atau edisi spesifiknya.
Pada akhirnya, perbedaan antara ISBN cetak dan ISBN elektronik (yang
kita sebut E-ISBN) bukanlah sekadar penambahan huruf. Ini mencerminkan evolusi
lanskap penerbitan dari dominasi cetak ke era digital yang beragam. Memahami
bahwa setiap format media yang berbeda – baik fisik maupun digital – memerlukan
identifikasi unik melalui ISBN adalah esensial.
Bagi penerbit, ini adalah praktik terbaik untuk memastikan pengelolaan
yang efisien, visibilitas maksimal, dan kepatuhan standar industri. Bagi
penulis, ini berarti memahami bagaimana karya mereka akan diindeks dan
ditemukan oleh pembaca di berbagai platform. Dan bagi pembaca, ini memastikan
bahwa mereka dapat dengan mudah mengidentifikasi dan mengakses versi atau
format buku yang mereka inginkan, apakah itu salinan fisik yang bisa dipegang
atau e-book yang bisa dibaca di perangkat digital favorit mereka.
Simpulannya, ISBN dan E-ISBN bukanlah dua
sistem yang terpisah, melainkan bagian dari sistem yang sama dengan penggunaan
yang disesuaikan dengan format publikasi. ISBN merujuk pada kode identifikasi
umum untuk buku, sementara istilah E-ISBN digunakan untuk merujuk secara khusus
pada ISBN versi buku digital. Dengan memahami perbedaan ini, para pelaku dunia
literasi — mulai dari penulis, penerbit, hingga pembaca — akan lebih siap
menghadapi perkembangan dunia perbukuan di era digital ini.
0 comments:
Post a Comment