Penerbit Pilar Nusantara menerima naskah untuk diterbitkan. Informasi bisa melalui email pilarnusapress@gmail.com

Monday, 9 June 2025

Perbedaan ISBN dengan E-ISBN, Wajib Baca!

Pilarnu.com - Di era digital yang kian berkembang pesat, dunia penerbitan buku juga mengalami transformasi signifikan. Tidak hanya bentuk fisik buku yang mengalami perubahan menjadi format digital, tetapi juga aspek administratif dan legalitas penerbitan turut beradaptasi. Salah satu elemen penting dalam dunia penerbitan adalah identifikasi buku melalui International Standard Book Number atau yang lebih dikenal dengan ISBN. Seiring dengan lahirnya buku elektronik atau e-book, muncul pula istilah E-ISBN. Meski sekilas terdengar sama, ISBN dan E-ISBN memiliki perbedaan mendasar yang perlu dipahami oleh penulis, penerbit, dan pembaca.

 

Dalam dunia penerbitan, dua akronim sering muncul dalam diskusi tentang identifikasi buku: ISBN dan E-ISBN. Bagi sebagian orang, perbedaan di antara keduanya mungkin tampak sepele, hanya masalah penambahan huruf 'E' di depan. Namun, jauh di balik kesamaan nama, terdapat perbedaan fundamental dalam cakupan, fungsi, dan implikasinya bagi penerbit, penulis, dan pembaca. Memahami nuansa ini adalah kunci untuk menavigasi lanskap penerbitan modern yang semakin kompleks.

Baca: Cara Mengubah Skripsi Menjadi Buku Populer

ISBN: Identifikasi Buku Cetak

International Standard Book Number, atau yang lebih dikenal sebagai ISBN, adalah sistem penomoran unik yang dirancang khusus untuk mengidentifikasi buku dan produk monografi lainnya. Sejarahnya kembali ke tahun 1960-an, ketika kebutuhan akan sistem identifikasi yang efisien untuk buku cetak menjadi semakin mendesak di tengah ledakan produksi buku. Setiap ISBN terdiri dari 13 digit (sebelumnya 10 digit) yang dibagi menjadi beberapa bagian, masing-masing mewakili informasi spesifik: prefiks (saat ini 978 atau 979), kode kelompok (negara atau bahasa), kode penerbit, kode judul, dan digit pemeriksa.

 

Fungsi utama ISBN adalah untuk memfasilitasi pelacakan, pemesanan, dan pengelolaan inventaris buku cetak secara global. Ketika sebuah buku dicetak, penerbit mengajukan permohonan ISBN ke badan ISBN nasional di negaranya. Nomor ini kemudian dicetak pada halaman hak cipta buku, di bagian belakang sampul, dan sering kali juga di kode batang (barcode). Keberadaan ISBN memungkinkan distributor, toko buku, perpustakaan, dan bahkan pembaca untuk dengan mudah mengidentifikasi edisi spesifik dari sebuah karya, memastikan bahwa mereka mendapatkan versi yang benar dari buku yang mereka inginkan. Ini juga membantu dalam mengelola hak cipta dan royalti, karena setiap edisi yang berbeda, termasuk edisi revisi atau format baru, biasanya memerlukan ISBN baru.

 

E-ISBN: Ciri Khas Buku Elektronik

Seiring dengan revolusi digital dan munculnya buku elektronik (e-book), kebutuhan akan sistem identifikasi yang setara untuk publikasi digital menjadi jelas. Di sinilah E-ISBN masuk. Meskipun sering disebut sebagai "E-ISBN" (dengan 'E' untuk elektronik), secara teknis, ini masih merupakan bagian dari sistem ISBN yang sama, hanya saja diterapkan pada format digital. Dengan kata lain, tidak ada standar penomoran terpisah yang disebut "E-ISBN" yang berbeda dari ISBN. Sebaliknya, ini adalah ISBN yang dialokasikan untuk edisi elektronik dari sebuah buku.

 

Penting untuk dicatat bahwa setiap format e-book yang berbeda (misalnya, EPUB, MOBI, PDF) dari buku yang sama idealnya harus memiliki ISBN-nya sendiri. Hal ini karena masing-masing format ini mungkin memiliki karakteristik tata letak, fitur, atau bahkan konten yang sedikit berbeda, yang memerlukan identifikasi unik. Misalnya, sebuah buku fiksi yang diterbitkan dalam format cetak akan memiliki satu ISBN. Jika buku yang sama kemudian diterbitkan sebagai e-book dalam format EPUB, ia akan memerlukan ISBN lain. Jika kemudian diterbitkan dalam format MOBI, ia akan memerlukan ISBN ketiga. Konsep ini serupa dengan bagaimana edisi sampul keras dan sampul lunak dari buku yang sama memiliki ISBN yang berbeda.

 Baca: Cara Menerbitkan dan Mencetak Buku Anda di CV. Pilar Nusantara

Perbedaan ISBN dengan E-ISBN

Untuk memahami perbedaannya, terlebih dahulu kita perlu mengenal apa itu ISBN. ISBN merupakan kode unik yang diberikan pada setiap buku yang diterbitkan, baik dalam bentuk cetak maupun digital. Kode ini terdiri dari tiga belas digit yang mencerminkan negara asal penerbit, identitas penerbit, nomor urut judul buku, dan satu digit pemeriksaan. Tujuan utama dari ISBN adalah memberikan identitas unik pada setiap judul dan format buku, sehingga memudahkan distribusi, katalogisasi, serta pencatatan secara global dalam dunia perbukuan.

 

Lalu, apakah E-ISBN adalah hal yang benar-benar berbeda dari ISBN? Jawabannya tidak sepenuhnya. E-ISBN sesungguhnya bukanlah jenis kode baru yang terpisah dari ISBN, melainkan sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut ISBN yang diberikan khusus untuk versi elektronik atau digital dari sebuah buku. Dengan kata lain, E-ISBN adalah ISBN yang berlaku untuk e-book.

 

Perbedaan antara ISBN dan E-ISBN terletak pada medium atau format dari publikasi buku tersebut. ISBN biasa diberikan untuk buku cetak, sedangkan E-ISBN diberikan untuk buku dalam format digital, seperti PDF, EPUB, MOBI, dan format lainnya yang digunakan dalam distribusi e-book. Jika sebuah buku diterbitkan dalam dua format — cetak dan digital — maka masing-masing format harus memiliki ISBN yang berbeda. Ini penting untuk membedakan distribusi dan pencatatan dalam sistem penerbitan serta perdagangan buku.

 

Contohnya, seorang penulis menerbitkan novel berjudul Pelangi di Ujung Senja dalam bentuk cetak dan e-book. Versi cetak akan memperoleh satu ISBN, sedangkan versi digitalnya akan memperoleh E-ISBN yang berbeda. Meskipun isi keduanya sama, perbedaan format memerlukan identifikasi terpisah karena cara distribusi, platform penjualan, dan bahkan hak cipta dapat berbeda antara versi cetak dan digital.

Mengapa hal ini penting? Dalam dunia penerbitan modern, banyak distributor dan toko buku, baik fisik maupun daring, bergantung pada sistem identifikasi ISBN untuk mencatat dan memasarkan buku. Apabila sebuah e-book tidak memiliki E-ISBN, maka keberadaannya akan sulit terlacak dalam sistem internasional. Begitu juga sebaliknya, jika buku cetak tidak memiliki ISBN, maka pendistribusiannya melalui jalur resmi akan terhambat.

 

Selain itu, bagi para penulis independen atau self-publisher, memahami perbedaan ini sangat penting agar buku mereka terdaftar secara sah dan dapat dijangkau oleh pembaca di berbagai platform. Dengan mengajukan ISBN dan E-ISBN secara terpisah untuk masing-masing format, mereka dapat memperluas jangkauan pemasaran dan mendapatkan pengakuan formal atas karya yang diterbitkan.

 

Di Indonesia, pengelolaan ISBN dan E-ISBN berada di bawah Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Proses pengajuannya dilakukan secara daring melalui sistem yang sudah terintegrasi. Pemohon hanya perlu membuat akun, mengisi data penerbitan, dan melampirkan file terkait, baik naskah buku maupun dokumen pendukung. Dalam waktu yang relatif singkat, ISBN atau E-ISBN akan diberikan dan dapat langsung digunakan dalam proses penerbitan.

 

Namun, ada satu kesalahan umum yang kerap terjadi: banyak yang mengira bahwa E-ISBN adalah nomor tambahan atau turunan dari ISBN buku cetak. Padahal, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, keduanya adalah identitas berbeda yang berlaku untuk format yang berbeda pula. Maka dari itu, penting untuk memastikan bahwa setiap versi buku, apakah cetak, e-book, bahkan audiobook, memiliki ISBN tersendiri.

 

Perbedaan Krusial dan Implikasinya

Perbedaan paling mendasar antara ISBN yang dialokasikan untuk buku cetak dan ISBN yang dialokasikan untuk buku elektronik terletak pada format media yang diwakilinya. ISBN cetak secara eksklusif mengidentifikasi buku fisik, sementara ISBN elektronik mengidentifikasi versi digital dari sebuah karya.

Implikasi dari perbedaan ini sangat signifikan:

 

Pertama, Visibilitas dan Penemuan. ISBN memainkan peran krusial dalam visibilitas buku di katalog perpustakaan, basis data toko buku online, dan platform agregator. Memiliki ISBN yang tepat untuk setiap format memastikan bahwa edisi cetak dan elektronik dapat ditemukan secara independen oleh calon pembaca. Tanpa ISBN yang terpisah untuk format digital, e-book mungkin akan "hilang" dalam ekosistem digital.

 

Kedua, Manajemen Hak Cipta dan Lisensi: Setiap ISBN unik mengidentifikasi edisi spesifik, yang membantu dalam pengelolaan hak cipta dan lisensi. Misalnya, hak cipta untuk versi cetak mungkin dijual ke satu penerbit di satu wilayah, sementara hak untuk versi e-book dijual ke penerbit lain. ISBN yang berbeda mempermudah pelacakan perjanjian ini.

 

Ketiga, Pelacakan Penjualan dan Data Analitik: Penerbit mengandalkan data penjualan yang akurat untuk membuat keputusan bisnis. Dengan ISBN yang berbeda untuk setiap format, mereka dapat melacak kinerja penjualan edisi cetak versus edisi digital secara terpisah, memberikan wawasan yang lebih granular tentang preferensi pasar.

 

Keempat, Pengelolaan Inventaris: Meskipun e-book tidak memiliki inventaris fisik, pengelolaan versi dan format digital tetap penting. ISBN membantu dalam mengidentifikasi dan membedakan antara berbagai versi e-book, terutama jika ada pembaruan atau revisi.

 

Kelima, Kredibilitas Profesional: Bagi penulis dan penerbit, penggunaan ISBN yang tepat untuk setiap format menunjukkan profesionalisme dan kepatuhan terhadap standar industri. Ini membangun kepercayaan dengan distributor, pengecer, dan pembaca.

 

Studi Kasus: Sebuah Buku Fiksi

Mari kita ambil contoh sebuah buku fiksi, "Petualangan Senja". Pertama, Edisi Sampul Keras (Hardcover): Penerbit akan mengajukan ISBN untuk edisi ini. Misalnya, 978-602-XXX-XXX-X. Ini adalah ISBN untuk buku fisik dengan sampul keras. Edisi Sampul Lunak (Paperback): Jika penerbit kemudian merilis versi sampul lunak dari "Petualangan Senja", mereka harus mengajukan ISBN baru, karena ini adalah format fisik yang berbeda. Misalnya, 978-602-YYY-YYY-Y.

 

Kedua, Edisi E-book (EPUB): Ketika "Petualangan Senja" dikonversi menjadi e-book dalam format EPUB, penerbit harus mengajukan ISBN lain untuk format digital ini. Misalnya, 978-602-ZZZ-ZZZ-Z.

 

Ketiga, Edisi E-book (MOBI): Jika penerbit juga memutuskan untuk merilis versi MOBI (untuk perangkat Kindle), mereka akan memerlukan ISBN keempat. Misalnya, 978-602-AAA-AAA-A.

 

Dalam skenario ini, satu judul buku, "Petualangan Senja", akan memiliki empat ISBN yang berbeda, masing-masing mengidentifikasi format atau edisi spesifiknya.

 

Pada akhirnya, perbedaan antara ISBN cetak dan ISBN elektronik (yang kita sebut E-ISBN) bukanlah sekadar penambahan huruf. Ini mencerminkan evolusi lanskap penerbitan dari dominasi cetak ke era digital yang beragam. Memahami bahwa setiap format media yang berbeda – baik fisik maupun digital – memerlukan identifikasi unik melalui ISBN adalah esensial.

 

Bagi penerbit, ini adalah praktik terbaik untuk memastikan pengelolaan yang efisien, visibilitas maksimal, dan kepatuhan standar industri. Bagi penulis, ini berarti memahami bagaimana karya mereka akan diindeks dan ditemukan oleh pembaca di berbagai platform. Dan bagi pembaca, ini memastikan bahwa mereka dapat dengan mudah mengidentifikasi dan mengakses versi atau format buku yang mereka inginkan, apakah itu salinan fisik yang bisa dipegang atau e-book yang bisa dibaca di perangkat digital favorit mereka.

 

Simpulannya, ISBN dan E-ISBN bukanlah dua sistem yang terpisah, melainkan bagian dari sistem yang sama dengan penggunaan yang disesuaikan dengan format publikasi. ISBN merujuk pada kode identifikasi umum untuk buku, sementara istilah E-ISBN digunakan untuk merujuk secara khusus pada ISBN versi buku digital. Dengan memahami perbedaan ini, para pelaku dunia literasi — mulai dari penulis, penerbit, hingga pembaca — akan lebih siap menghadapi perkembangan dunia perbukuan di era digital ini.

 

  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 comments:

Post a Comment

Item Reviewed: Perbedaan ISBN dengan E-ISBN, Wajib Baca! Rating: 5 Reviewed By: Pilar Nusantara