Penerbit Pilar Nusantara menerima naskah untuk diterbitkan. Informasi bisa melalui email pilarnusapress@gmail.com

Tuesday, 16 December 2014

Perempuan, Dangdut dan Kampanye



Semarang, Harianblora.com – Menurut Dian Marta Wijayanti, pemerhati pendidikan dan Tim Assessor EGRA USAID Prioritas Jawa Tengah, kini Perempuan, Dangdut dan Kampanye sudah menjadi bagian tak terpisahkan. Menurut alumnus SMA Negeri 1 Blora ini, kampanye umum terbuka untuk pemilu sudah menggunakan berbagai cara digunakan untuk menarik massa simpatisan partai. “Salah satu hiburan yang tidak terelakkan adalah musik dangdut,” ujarnya pada Harianblora.com, Selasa (16/12/2014).

Dangdut, menurut Dian, adalah musik lokal yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Dari anak-anak, pemuda, maupun orang tua, semua menyukai dangdut. Dangdut memang hiburan “merakyat” yang dari dulu sampai sekarang tidak terkubur oleh perkembangan zaman. Bahkan, musik dangdut seakan berkembang mengikuti perkembangan zaman.

“Namun yang harus disorot dalam hal ini bukan dari sisi perkembangan dangdut, melainkan dari moralitas masyarakat dalam pertunjukan dangdut di musin kampanye seperti ini,” katanya. Pertunjukan dangdut, ujar Dian, yang sering digunakan para politisi dan partai untuk menarik perhatian massa memang tidak salah. “Yang salah adalah ketika keelokan tubuh penyanyi yang notabene seorang wanita menjadi alat memeriahkan pesta demokrasi,” papar perempuan yang lahir di Tunjungan, Blora, tersebut.

Pemilu adalah pesta demokrasi yang harus dijalankan dengan prinsip mendidik, jujur dan objektif. “Peran dangdut hanya menjadi godaan saja, seringkali parpol lupa tugasnya untuk mendidik masyarakat,” jelasnya. (Red-HB9/Foto:MY Word).


  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 comments:

Post a Comment

Item Reviewed: Perempuan, Dangdut dan Kampanye Rating: 5 Reviewed By: Pilar Nusantara